Sabtu, 30 November 2013

HIV dan AIDS




HIV adalah virus yang menyebabkan kekebalan tubuh berkurang atau hilang sedangkan  AIDS adalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh HIV.
hingga kini HIV belum ditemukan obatnya.

Asal dan Penemu HIV dan AIDS :
belum diketahui dari mana dan kapan HIV dan AIDS muncul,

Penemu HIV dan AIDS adalah :
1. Dr. Luc Montaigner, dkk
2. Dr. Robert Gallo
3. J. Levy
4. Komisi Taksonomi International

Tanda-Tanda AIDS (fase 3/AIDS) :
1. Penurunan 10% BB dalam 1 bulan tanpa sebab yang jelas
2.Diare lebih dari 1 bulan tanpa sebab yang jelas
3.Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
4.Batuk yang tidak sembuh-sembuh
5.Kulit gatal di seluruh tubuh
6.Infeksi jamur kandida pada mulut, lidah atau tenggorokan
7.Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau selangkangan

PENULARAN

Siapa saja yang berperilaku beresiko?
1.Penampilan luar tidak menjamin bebas HIV
2.ODHA (+) terlihat sehat dan merasa sehat
3.Jika belum tes HIV, orang tidak sadar jika sudah tertular dan bisa menularkan HIV pada orang lain
4.Tes HIV merupakan satu-satunya cara mendapatkan kepastian tertular HIV atau tidak

Perilaku beresiko menularkan HIV dan AIDS :
1.Menggunakan jarum dan peralatan yang tercemar HIV
2.Mengidap penyakit/infeksi menular seksual
3.Berhubungan seks melalui anus
4.Pekerja Seks Komersial  (PSK dan pelanggan)
5.Hubungan seksual berganti-ganti pasangan

Media Penularan :
1.Darah
2.Cairan Sperma
3.Cairan Vagina

Bagaimana Cara Penularannya?
1. Hubungan seks tidak aman :
          a. Berganti-ganti pasangan
          b. Tidak menggunakan kondom
2. Transfusi Darah
          a. Menggunakan darah yang tercemar virus HIV
3. Penggunaan Jarum Suntik
          a. Menggunakan jarum suntik yang tidak steril (tercemar virus HIV)
          b. Menggunakannya secara bergantian
4. Ibu Hamil kepada bayinya
          a. Antenatal (sebelum bersalin, melalui plasenta)
          b. Intranatal (ketika bersalin, melalui cairan vagina)
          c. Postnatal (setelah bersalin, melalui air susu ibu)

HIV tidak menular melalui:
  1. Kontak sosial dari satu orang ke orang di rumah, tempat kerja, tempat umum lainnya
  2. Makanan, udara dan air (kolam renang, toilet, dll)
  3. Gigitan serangga/nyamuk
  4. Batuk, bersin, meludah
  5. Bersalaman, menyentuh, berpelukan atau cium pipi
Cara Pencegahan HIV secara Umum :

Abstinence = tidak berhubungan seks
Be faithful = saling setia pada pasangan
Condom = gunakan kondom dengan benar
Drugs = tolak pengunaan NAPZA
Equipment = jangan pakai jarum suntik bersama

Pencegahan HIV untuk Pengguna NAPZA terutama IDU (Injection Drugs User) / Penasun Pengguna Jarum Suntik :
  1. Berhenti menggunakan NAPZA sebelum terinfeksi HIV
  2. Atau paling tidak, tidak memakai jarum suntik
  3. Atau paling tidak, sehabis dipakai,jarum suntik langsung dibuang
  4. Atau paling tidak, sterilkan jarum, jika pakai jarum yang sama
Pencegahan HIV  untuk Remaja :
  1. Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
  2. Mencari informasi yang lengkap dan benar 
  3. Diskusi secara terbuka permasalahan  pada ortu/teman/orang yang paham
  4. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang , jarum suntik, tato dan tindik
  5. Tidak kontak langsung percampuran darah dengan orang yang sudah terpapar HIV
  6. Menghindari perilaku tidak sehat dan tidak bertanggung jawab
Pengobatan HIV dan AIDS :
Sampai detik ini belum ada obat-obatan yang menyembuhkan HIV
Ada beberapa kasus menyatakan bahwa HIV dan AIDS dapat disembuhkan. Setelah diteliti, pengobatannya tidak dilakukan dengan standar medis, tetapi dengan pengobatan alternatif (Buah Merah, Nanas)

Upaya Pengobatan :
1. Obat antiretroviral (ARV) untuk menghambat perkembangbiakan HIV dalam sel CD4 sehingga tubuh tetap terjaga dan memperbaiki kualitas hidup: AZT, Didanoisme, Zaecitabine, Stavudine
2. Obat infeksi oportunistik adalah obat yang digunakan untuk penyakit yang muncul  sebagi efek samping rusaknya kekebalan tubuh, sesuai jenis penyakit: Kotrimoksazol dosis tinggi untuk mengatasi Pneumonia Pneumocystis carinii dan radioterapi pada Sarkoma Kaposi

Kriteria Pemberian Obat ARV :
  1. Jumlah CD4 diatas 350 sel/mm3, pengobatan belum perlu, namun dimonitor ketat
  2. Jumlah CD4 antara 200-350 sel/mm3, pertimbangkan untuk mulai pengobatan
  3. Jumlah CD4 kurang dari 200 sel/mm3, pengobatan, ada infeksi oportunistik





0 komentar:

Posting Komentar